Terdapatlah seorang brahmana bernama Somasarma yang tinggal di sebuah tirtha (tempat suci) yang bernama Vamana tirtha di pinggir Sungai Reva. Istrinya bernama Sumana. Somasarma dan Sumana adalah pasangan yang miskin. Mereka juga tidak memiliki seorang anakpun. Inilah yang membuat Somasarma selau sedih. Sumana kemudian menyarankan suaminya meminta nasehat Rsi Vasistha. Barangkali sang rsi bisa membantu agar mereka bisa memiliki seorang putra. -SELANJUTNYA->

Dalam kitab-kitab Purana antara lain Devi Bhagavata III dan Visnu Purana II.6 disebutkan ada 28 jenis neraka,antara lain :

1) Tamasira untuk mereka yang mencuri kekayaan orang lain, termasuk istri orang, anak orang lain, dan lain-lain, diikat dengan tali dan dilemparkan ke neraka ini.

2) Andhatamisra yaitu neraka untuk seorang istri yang mengambil makanan dengan mencuri atau berbuat curang terhadap suaminya, demikian sebaliknya, siksaannya sama dengan di neraka Tamasira. -SELANJUTNYA->

Cerita Lubdaka

Lubdaka adalah seorang pemburu binatang yang memakan dan menjual daging hasil buruannya untuk menafkahi keluarganya. Suatu hari ketia sedang beruru ia tidak memperoleh seekor pun binatang untuk dimakan atau dijual. Tanpa pantang menyerah ia terus berburu hingga ke tengah hutan, karena sampai larut malam, ahirnya ia bermalam dihutan. -SELANJUTNYA->

Om swasti astu “Om namo narayanaya”

Dewi Katyayani

Dewi Katyayani Penguasa Jodoh Manusia. Dalam beberapa literatur Weda, kita akan menemukan banyak sekali dewa dan dewi yang berpasangan menurut nivid mereka masing-masing. Dalam sastra Weda ini disebut sebagai Swarupa Sakti, dan manusia juga memiliki hal yang sama, jadi dengan singkatnya bahwa setiap yang dilahirkan ke dunia pasti kelak akan menemukan pasangannya sendiri. Atau laki-laki akan berdampingan dengan wanita.

Dalam beberapa kitab Purana, dewa yang mengatur pertemuan manusia ini dan itu yang sangat berkaitan dengan asmara adalah Dewa Kandarpa atau Sang Hyang Semara (Semara Ratih). Namun dalam beberapa kitab Sruti dan kitab Nibandha yang lainnya, ada sosok Dewi yang menjadi pengatur, -SELANJUTNYA->

Dewa Siwa

Shiva_parvati01Çiwa dalam mitologi Hindu dikenal sebagai dewa tertinggi dan banyak pemujanya. Mitos Çiwa dapat dijumpai dalam beberapa kitab suci agama Hindu, yakni kitab-kitab Brāhmana, Mahābhārata, Purāna, dan Āgama.Dalam kitab Hindu tertua, Weda Samhita, walaupun nama Çiwa sendiri tidak pernah dicantumkan, tetapi sebenarnya benih-benih perwujudan tokoh Çiwa itu sendiri telah ada, yaitu Rudra. Mengapa Dewa siwa dalam penampilannya menggunakan pakean yang mistis, seperti kulit harimau atau tengkorak? Bisa dibaca Percakapan Dewa Siva Dengan Parvati Dewi.

Kelahiran Rudra

Kitab Satapatha-Brāhmana menceritakan tentang kelahiran Rudra. Diceritakan bahwa ada seorang kepala keluarga bernama Prajapati yang memiliki seorang anak laki-laki. Sejak lahir, anak itu menangis terus, dia merasa tidak terlepaskan dari keburukan karena tidak diberi nama oleh ayahnya. Kemudian Prajapati memberinya nama Rudra, yang berasal dari akar kata rud yang artinya menangis. -SELANJUTNYA->

Om swastiastu “Om namo narayanaya”

Pindah agama kadang juga disebabkan kurang peduli orang tua terhadap anak gadisnya. Prinsip predana ikut purusa disalah artikan. Jika anak perempuan harus ikut suami walau suami beragama bukan Hindu. Padahal yang dimaksud adat bahwa istri ikut suami adalah bukan agamanya melainkan mengikuti adat yang masih berdasarkan Dharma. Gadis klungkung diambil pria Buleleng maka si gadis harus ikut tata cara yang ada di buleleng. -SELANJUTNYA->

Awan Tag